VIVA.co.id – Jutaan jemaah haji dari berbagai negara di Asia Tenggara mulai bergerak menuju Jamarat untuk melempar jumrah pada Minggu pagi, 3 September 2017. Dari pergerakan ini, jemaah haji Indonesia masih mendominasi. Dari pantauan, jemaah haji Indonesi mulai keluar dari Maktab mereka di Mina selepas salat Subuh untuk bergerak ke Jamarat. Warna-warni bendera kelompok berkibar. Juga beragam kostum penanda kelompok jemaah.
Sepanjang terowongan Mina yang menuju Jamarat, gema takbir dan salawat tidak hentinya dikumandangkan jemaah haji Indonesia. Karena jumlahnya yang banyak, kekompakan jemaah haji Indonesia memang terlihat tidak dapat ditandingi oleh jemaah lain seperti dari Malaysia. Seperti diketahui bahwa puncak haji berlangsung sejak Kamis 31 Agustus 2017. hingga hari ini, Minggu, 3 September 2017 untuk jemaah haji yang mengambil nafar awal dan Senin besok khusus untuk jemaah yang mengambil nafar tsani. Setelah prosesi Armina, jemaah akan melaksanakan tawaf dan sai di Masjidil Haram.
Jemaah yang memutuskan mengambil nafar awal memang harus melempar jumrah setelah Subuh, karena bila siang hari ada larangan melempar jumrah bagi jemaah Indonesia, yaitu pada pukul 10.30 sampai 14.00 waktu Arab Saudi.
Selai itu, pada pukul 16.00 waktu Arab Saudi, jemaah yang mengambil nafar awal juga sudah akan didorong ke pemondokan mereka masing-masing. Sementara jemaah yang mengambil nafar tsani harus bermalam lagi di Mina untuk melempat jumrah pada hari Senin besok.
[15:40, 9/4/2017] +966 54 973 5560: Saat prosesi ibadah haji, kesibukan sangat terlihat di Mina, yang menjadi salah wilayah tujuan dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Raung ambulans terdengar terus sepanjang hari dan bolak balik mengangkut jemaah haji yang bertumbangan setelah selesai melempar jumrah.
Kawasan Jamarat memang yang paling terlihat kacau sejak kemarin. Di udara, terlhat helikopter yang memantau pergerakan jemaah, melintas tak kurang dari 10 menit sekali. Kadang dua sampai tiga halikopter melintas secara bersamaan. Dari pantauan VIVA.co.id, sepanjang perjalan dari Jamarat ke Mina, banyak jemaah yang mengalami kendala kesehatan. Tidak sedikit dari mereka pingsan bahkan ada juga yang kritis akibat kelelahan. Kepadatan jemaah dan kurangnya jumlah petugas membuat proses evakuasi menjadi lama. Terkait dengan kondisi tersebut, Amirul Hajj yang juga Menteri Agama meninjau klinik kesehatan yang berada dekat dengan kantor misi haji Indonesia.