VIVA – Vaksin Nusantara yang digagas eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terus menuai polemik. Sejumlah anggota DPR bersikukuh disuntik dan menyokong vaksin Covid-19 itu meski tak direstui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Proyek vaksin yang diklaim buatan dalam negeri ini dimulai 12 Oktober 2020 dengan penetapan tim uji klinis. Sepuluh hari setelahnya, Badan Litbang Kesehatan menyepakati kerja sama dengan PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) untuk uji klinik vaksin sel dendritik SARS-CoV-2. Setelah itu, uji klinis fase I dimulai pada 23 Desember 2020. Tak lama kemudian, tepatnya 16 Februari 2021, Vaksin Nusantara masuk uji klinis fase II. Vaksin ini sempat dibahas di rapat-rapat Komisi IX DPR RI beberapa kali. Bahkan, tak jarang anggota dewan mendesak pemerintah mendukung vaksin ini dengan alasan buatan anak negeri. Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Rabu (10/3). Dalam rapat itu, Komisi Kesehatan meminta BPOM dan Kementerian Kesehatan mendukung penuh Vaksin Nusantara.
KPK Periksa Azis Syamsuddin, Jadi Saksi Kasus Suap
Keluarga Cendana Gelar Haul 100 Tahun Pak Harto
Pemda Kudus Terus Upaya Pencegahan Penyebaran Corona
Penemuan Jasad Wanita Hamil Dalam Septic Tank
Gegara Bunyi Klakson, Pria Murka Hantam Pengemudi Mobil
Bawa Parang, Pria Berambut Gondrong Serang Mapolresta
Kasus Covid-19 Meledak, 4 Kecamatan Dilockdown
2 Ormas Bentrok di Depan Mapolres Bekasi
Jerinx Sid Resmi Bebas Usai Menjalani 10 Bulan Penjara